Selasa, 29 Maret 2016

Lowe Indonesia: Riset Iklan AXIS Iritology

Lowe

Agency periklanan  Lowe  Indonesia dimulai ketika PT. Unilever Indonesia mendirikan sebuah advertising division yang dinamakan LINTAS (Lever International Advertising Service). Divisi ini dibentuk khusus untuk menangani iklan dari produk-produk bawaan Unilever seperti  Pepsodent Lifebuoy Sariwangi Blueband  dan lainnya. Memasuki tahun 1970, LINTAS seudah melakukan ekspansi dengan berkontribusi terhadap produk diluar PT. Unilever Indonesia, seperto  Johnson&Johnson Susu Bendera  dan  Bir Bintang . Seiring berjalannya waktu, tahun 1979 LINTAS harus melepaskan klien di luar PT. Unilever Indonesia dikarenakan divisi ni masih terikat dengan regulasi dari PT. Unilever Indonesia.
Pada tahun 1983, Unilever Indonesia memutuskan untuk menjual advertising division mereka dan pada tanggal 1 Mei 1983 agensi iklan lokal baru dan independen muncul dengan nama PT. Citra Lintas Indonesia (CLI). PT. Citra Lintas Indonesia adalah perusahaan publik dengan Soedarpo Sastrosatomo, Idham dan Robby Djohan sebagai pemegang saham. Selama masa beroprasinya, agensi iklan ini telah berafiliasi dengan Lintas Worldwide dan dikenal dengan nama Lintas Indonesia, yang juga merupakan agensi iklan independen dari perusahan Interpublic Group (IPG) di New York, Amerika Serikat.
Selama hampir 20 tahun menjalankan bisnis sebagai perusahaan independen, PT. Citra Lintas Indonesia telah tumuh dengan cepat. Kliennya adalah perusahaan multinasional dan nasional yang memiliki reputasi baik, dengan PT. Unilever Indonesia sebagai klien terbesarnya. Agensi iklan ini telah bekerja untuk banyak produk seperti Blue Band, Rinso, Royco, Superbusa, Lifebuoy, Brisk, Axe, Rexona, Citra, Clear, Pepsodent, Surf, Omo, Keca Bango, Domestos, dan lain-lain. Selain itu, terdapat pula beberapa perusahaan besar yang pernah bekerja sama denganPT. Citra Lintas Indonesia diantaranya Frische Flag Indoensia, Citibank, Bank Umum Nasional, PT. Sanmaru (Indomie), PT. Muti Bintang (Bir Bintang, PT. Sterling Indonesia (Panadol, Cafenol dan Instro), dan lain-lain.
Roy Wisnu - Lowe Indonesia
Mengikuti perkembangan usaha yang sangat cepat, PT. Citra Lintas Indonesia memutuskan untuk membagi bisnisnya. Maka, pada tanggal 7 Febuari 1990 didirikanlah PT. Citra Link Indonesia dan diikuti oleh PT. Initiatif Media Indonesia pada tanggal 13 Juni 1990.
PT. Citra Link Indonesia (Link) adalah agensi iklan terpisah yang dibentuk untuk menangani klien selain Unilever Indonesia, sementara PT. Citra Lintas Indonesia yang berkonsentrasi terhadap Unilever. Link menunjukan pertumbuhan yang luar biasa dengan memiliki klien sendiri, seperti PT. Ajinomoto Minuman Calpis (Calpico), Unicef, Heinz ABC Indonesia (M-150), Johnson &Johnson Indonesia, HM Sampoerna (Sampoerna Hijau), Bank Niaga, Nestle Indonesia, Panasonic, Exelcomindo, Arnots Indonesia, dan lain-lain selain dari beberapa klien yang sebelumnya ditangani oleh PT. Citra Lantas Indonesia.
PT. Initiatif Media Indonesia (IMI) adalah departemen media dari CLI. Fungsi utamanya adalah untuk mempersiapkan dan melaksanakan strategi media untuk para klien. Klien utama IMI datang dari CLI dan Link. Namun, mereka juga adalah unit keuntungan yang bisa memiliki klien sendiri. Sebagai media agency, saat ini IMI adalah pusat media membeli untuk semua iklan Unilever Indoensia. Pada tahun 1994, IPG memutuskan untuk menggabungkan dua agensi iklan yang dimilikinya, yaitu  Ammirati Puris  dan Lintas Worldwide. Merger ini menghasilkan sebuah agensi iklan yang kuat dengan nama  Ammirati Puris Lintas  Worldwide. Merger ini merupakan sinergi dari agensi iklan yang sangat kreatif ( Ammirati Puris ) dengan agensi iklan yang telah terbukti, terkenal, basis klien yang kuat dan jaringan yang luas (Lintas Worldwide). Selama tahun 1994-1999, dikenal dengan nama  Ammirati Puris Lintas Indonesia .
Pada bulan Oktober 1999, IPG melakukan perubahan lain pada organisasinya melalui merger, Ammirati Puris Lintas ditiadakan dan Lintas bergabung dengan  Lowe  & Partners  yang kemudian menjadi  Lowe  Lintas & Partners Indoensia . Namun, di bulan Januari 2002, manajemen melakukan pergantian nama menjadi Lowe & Partners Worldwide.  Lowe  Indoensia  merupakan agensi iklan yang masuk dalam kawasan Asia pasifik dengan kantor pusat pada kawasan Asia Pasifik adalah Singapura.
Pada bulan Oktober 2002, PT. Inisiatif Media berafiliasi dengan Initiatif Media Worldwide menjadi agensi spesialis media yang berdiri sendiri terpisah dari  Lowe  dengan kantor pusat di Paris, Perancis. Sehingga,  Lowe  Indoensia  termasuk dalam kategori Full Service Agency karena dapat membuat iklan di beberapa media/channels seperti Print, TVC, Radio dan Website.

Riset Iklan

AXIS "Iritology"
  • Latar Belakang
    Setiap harinya masyarakat selalu dihadapi dengan ribuan merek dagang, entah yang tampil di media cetak, papan luar ruangan hingga televisi dan online, yang bersifat memunculkan atau mengenalkan merek hingga pengingat (reminder) ke-eksistensian merek mereka. Hal tersebut (meng-iklan) dilakukan tidak lain untuk menciptakan kesadaran penuh pada mental merek dagang yang kuat dalam benak masyarakat. Bagaimana kami melakukannya? Kami melakukannya dengan melihat permasalahan umum yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat secara umum, gaya hidup hemat. Dengan ini,  AXIS  ingin meluncurkan kampanye iklan mereka dengan "Iritology", yaitu menanamkan cara hidup yang baik dengan berhemat.
  • Khalayak
    Kami memahami jika beberapa atau kebanyakan dari kita memang sadar betul akan masalah pengeluaran keuangan sehari-hari. Kami semata ingin terlibat di dalamnya, merasakan, menghemat pengeluaran kebutuhan sehari-harinya, dan membuat khalayak tahu bahwa kegiatan menghemat uang atau pengeluaran adalah hal yang baik dan wajar.
  • Ide
    Dalam era industri telekomunikasi yang kompetitif ini, kami bermaksud menigkatkan arti penting  AXIS  sebagai salah satu provider yang bersaing di pasar, dengan cara mempopulerkan sebuah subkultur aktif. Melalui "Iritology" lah kami ingin mempopulerkan subkultur penghematan bagi mereka (konsumen) yang sadar akan hal itu.
  • Aksi
    Setelah kampanye diluncurkan,  AXIS  berhasil memperoleh perhatian yang cukup besar dari khalayak. Darinya, khalayak banyak berkontribusi dengan menciptakan meme berdasar pada iklan "Iritology" yang mana secara tidak langsung membantu dan melanjutkan ide kampanye hidup hemat yang diusungkan. Imbasnya,  AXIS  mendapat hasil yang lebih banyak berkat penjualan kampanye "Iritology" nya.

Lembaga Riset Bidang Pemasaran

PT. Citra Cendekia Indonesia (PT. CCI)
Adalah salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak di bisnis riset pasar (market research). Perusahaan yang didirikan oleh beberapa profesional dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu serta telah berpengalaman di dalam kegiatan riset pasar ini, selalu siap untuk memberikan pelayanan jasa informasi.
Pelayanan
PT. Citra Cendekia Indonesia (PT. CCI) memberikan pelayanan spesial kepada klien dengan jenis produk yang disebut adhoc study, antara lain:
  • Credit Information Service (CIS)
    Adalah jenis produk jasa yang berupa laporan singkat mengenai kondisi personal, perusahaan/institusi/group yang disajikan atas permintaan client/customer.
  • Market Research (MR)
    Adalah jasa riset bisnis yang spesifik dengan melibatkan pelaku isnis dan industri barang atau jasa atas permintaan dari klien. Isi laporan (lingkup survei) tersebut atas dasar permintaan klien dan selanjutnya diterjemahkan dalam proposal leh CCI.

Sumber:

  • http://indonesia.mullenlowe.com/
  • https://www.youtube.com/watch?v=ArrFDQPoH1I
  • https://iyansetione.wordpress.com/2014/10/17/analisis-market-produk-produk-kondom-di-indonesia-segmentasi-target-positioning-dan-bauran-mix-pemasaran/ 
  • http://www.cci-indonesia.com/MarketResearch%20ResetPasarIndonesia.html

Senin, 28 Maret 2016

Periklanan: Riset Iklan Itu Penting(?)



Periklanan merupakan gabungan antara saintifik (ilmiah) dan seni. Keduanya akan memberikan campuran apik nan eksotis dalam penciptaan karya-karya kreatif. Mulai yang bersifat komersil hingga non-komersil sekalipun.
Tentunya, dalam sebuah penciptaan karya ikla yang kreatif tidak terlepas dari prosesnya itu sendiri. Begitu pula dengan iklan, tidak begitu saja jadi. Untuk membuat sebuah iklan yang menarik dan baik kita akan dihadapkan pada sebuah proses dimana proses inilah yang sebenarnyaakan memengaruhi hasil akhir karya iklan secara keseluruhan, me-riset proye iklan. Itulah mengapa riset iklan sangat penting untuk dilakukan, agar dapat memahami dengan lebih baik seberapa efektifnya sebuah iklan dan perubahan apa saja yang diperlukan dan dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dari kinerja iklan itu sendiri.
Sebuah riset iklan terjadi atau dilakukan pada sebelum, sedang, hingga iklan itu sendiri telah rampung dibuat. Jadi, proses dari riset iklan itu sendiri sebenarnya, meliputi keseluruhan proses dari riset iklan tersebut. Di dalam pembuatan sebuah proyek iklan umumnya akan meliputi 3 hal berikut, diantaranya:
  1. Menetapkan Target Audience (TA)
    Menentukan siapa yang akan kita ajak berkomunikasi dan prospek mereka terhadap produk yang akan kita komunikasikan haruslah ditentukan. Iklan pada dasarnya adalah komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak sehingga akan sangat penting untuk menentukan target audience nya. Beberapa kriteria yang umum digunakan meliputi audience berdasarkan demografi, psikografi, geografi, kepentingan dan komunitas.
  2. Menganalisa Produk/Jasa Yang Ditawarkan
    Semaksimal mungkin kita harus mencoba produk/jasa yang akan kita rancang iklannya. Carilah referensi sebanyak mungkin mengenai produk/jasa tersebut, termasuk kandungan produk atau jasa dan/atau keunggulannya. Hal ini sangat penting dilakukan, tidak lain agar kita memahami dengan jelas siapa dan apa yang akan kita iklankan produk/jasa nya. Juga agar mendapat kecocokan ide antara pengiklan dengan keinginan si klien. Pada akhirnya nanti kita akan mempunyai banyak pengalaman serta memunculkan ide keunggulan dari produk/jasa tersebut dibanding kompetitornya.
  3. Menentukan Sasaran Iklan
    Jika iklan ini akan menjadi bagian dari sebuah kampanye periklanan atau rencana pemasaran, carilah posisi atau peras iklan ini di dalamnya. Apakah diposisikan sebagai media iklan utama atau sebagai supporting dari media/event lain yang lebih utama dalam kampanye tersebut(?). Apakah hanya ditujukan sebagai brand awareness saja atau mungkin sebagai media iklan untuk penjualan langsung(?).
Perusahaan menggunakan riset untuk mengidentifikasi dan mengungkap permasalahan pangsa pasar. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan kompetitif serta mengukur sikpa konsumen. Riset pemasaran berisi seluruh kegiatan yang memungkinkan sebuah organisasi mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang lingkungannya, bauran pemasarannya serta para konsumen sekarang atau potensial. Adapun proses riset pemasaran yaitu sebagai berikut:
  1. Mengidentifikasi Permasalahan (Problem Identify)
    Adalah sebuah pernyataan tentang topik yang akan diuji melalui riset melalui pemasaran. Definisi permasalahan yang baik mengerahkan proses riset dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang tepat demi tujuan pengambilan keputusan.
  2. Merencanakan Proyek Riset
    Terdiri dari pernyataan objektif (memasukan hipotesis yang ditarik dari riset sebelumnya), studi eksplorasi (untuk mendapat gagasan sebagai pemecah permasalahan yang tidak jelas), riset konklusif (pengumpulan dan analisis data).
  3. Mengumpulkan Data Riset
    Terdiri dari data primer atau informasi yang dikumpulkan ntuk mengungkap isu yang ditangani. Metode yang digunakan meliputi survei, observasi dan eksperimentasi, serta data sekunder atau informasi yang dikumplkan untuk tujuan lain.
  4. Menafsirkan Temuan Riset
    Penafsiran seksama diperlukan agar temuan dapat menjadi acuan bagi mereka yang mengambil keputusan manajerial. APabila hasilnya dinyatakan sebagai valid, para pengambil keputusan bisa segera bertindak.
  5. Melaporkan Temuan Riset
    Merupakan kesimpulan dan rekomendaso peneliti, apakah hasil dan rekomendasi tersebut dapat digunakan.
 Sumber:
  • P